Pada tanggal 3 Mei, Hari Kebebasan Pers Sedunia, Freedom Cartoonists Foundation mengakui bakat dan keberanian para kartunis yang bekerja dalam situasi yang sulit dengan sebuah penghargaan yang telah diberikan setiap dua tahun sekali sejak tahun 2012, bergantian dengan penghargaan internasional yang diberikan oleh Cartoonists Rights di Amerika Serikat, yang juga diberikan setiap dua tahun sekali.
Penghargaan Kofi Annan untuk Keberanian dalam Sketsa 2024 diberikan oleh peraih Hadiah Nobel Perdamaian Iran, Dr Shirin Ebadi, dalam sebuah upacara publik di Institut Pascasarjana Jen ewa (Jenewa).
Penghargaan
Penghargaan tahun ini diberikan kepada dua kartunis dari India dan Hong Kong. Menurut penyelenggara, inilah alasan pemberian penghargaan kepada mereka:
Rachita Taneja (India)
Dalam webcomic populernya Sanitary Panels, Rachita Taneja muda menggambar kronik kehidupan sehari-hari di India.
Ia terancam dipenjara menyusul pengaduan yang diajukan oleh seorang anggota partai nasionalis yang berkuasa di India. Ia diserang karena kartun-kartunnya yang mengkritik patriarki, intoleransi dan otoritarianisme.
Kartun-kartunnya tentang larangan jilbab di sekolah memicu ancaman baru pada tahun 2022.
Terkait | Dokumenter. Menggambar untuk menolak.
Zunzi, (Hong Kong)
Pada bulan Mei 2023, surat kabar Hong Kong Ming Pao memecat Zunzi, kartunisnya sejak tahun 1983. Keputusan tersebut menyusul kritik berbulan-bulan terhadap Zunzi oleh para pejabat sejak Beijing mengesahkan undang-undang keamanan nasional pada tahun 2020 yang telah membentuk kembali seni, budaya, dan media Hong Kong.
Kartun-kartunnya dikecam oleh para pejabat karena"humornya yang tidak sopan yang merusak citra Hong Kong" dan digambarkan sebagai"terlalu menyimpang dan tidak etis".
Di situs web yayasan, Anda dapat menonton beberapa video True Heroes Films tentang para penulisnya.
Tentang Kartunis Kebebasan
Pada tanggal 16 Oktober 2006, di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Kofi Annan, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB, dan Plantu, seorang kartunis untuk harian Prancis Le Monde, mengumpulkan para kartunis dari seluruh dunia dalam sebuah konferensi yang bertajuk "Menghilangkan Intoleransi". Simposium ini meluncurkan proyek Cartooning for Peace, yang kemudian melahirkan sebuah asosiasi dengan nama yang sama di Paris dan, empat tahun kemudian, sebuah yayasan di Jenewa.
Yayasan ini menjalankan misinya melalui dua kegiatan utama: Penghargaan Kartunis Internasional dua tahunan, disertai dengan pameran kartun, dan dana untuk mendukung kartunis editorial yang terancam. Mereka juga menyelenggarakan proyek-proyek pendidikan lainnya yang bertujuan untuk mempromosikan kreativitas, toleransi dan pemahaman tentang hak asasi manusia.
Humor dalam masalah, kumpulan kasus
Kasus-kasus kartunis yang mengalami masalah karena kartun atau ilustrasi satir mereka. Ada juga beberapa cerita tentang orang lain yang, tanpa menjadi kartunis, mendapat masalah karena membagikannya.